Pengunjung yang membeli jajanan kopi jolong
Semarang – Universitas Semarang (USM) melalui Jurusan Ilmu Komunikasi gelar Festival Komukino di depan Gedung Monod Huis Kota Lama Semarang kemarin , Minggu 17 Desember 2017.
Kegiatan dari pukul 12.00 – 21.00 ,mulai
pameran foto, festival kesenian tradisional, hingga festival makanan
tradisional terlihat sangat dipadati pengunjung.
Acara ini merupakan acara rutin yang
diselenggrakan jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Semarang(USM).
"Komukino merupakan acara
komunikasi dan inovasi dari Jurusan Ilmu Komunikasi USM, acara ini merupakan
implementasi dari tiga mata kulih yaitu Komunikasi Pemasaran, Manajemen Acara
serta Internal dan Eksternal PR,"ucap Aji Yusuf (23) ketua panitia
acara festival Komukino ke enam
Aji yang menjadi icon dalam festival
komukino dengan menggunakan kostum Gatotkaca tersebut mengungkapkan tema yang
diangkat di tahun ke enam ini adalah “Jateng Gayeng”. Oleh karena itu festival
makanan yang diusung juga makanan khas provinsi di tengah Pulau Jawa tersebut.
"Semua yang membuka stand adalah
mahasiswa USM ada enam stand kuliner yang masing masing menyajikan kudapan khas
tiap karisidenan di Jateng seperti daerah Banyumas, Semarang, Pati,
Pekalongan," tambahnya.
Di stand Pekalongan menawarkan makanan
daerahnya yang khas seperti Sego Megono, Lontong Dekem dan lain sebagainya.
Sedangkan stand Banyumas menyajikan Buntil, Dawet, hingga Mendoan.
Adapun di stand Pati sendiri menjual
makanannya seperti Jaddah Sushi, Kopi Jolong,
mancho Horok-horok dan Urap Latoh, dan Coro Float.
Makanan paling terlaris sepanjang acara
festival komukino di stand Karesidenan Pati adalah Jaddah mudah sekali
ditemukan di berbagai kota di Indonesia terutama di Jawa Tengah. Terbuat dari
ketan dan kelapa yang dikukus kemudian ditumbuk, jaddah atau gemblong adalah
makanan atau jajanan yang kerp di jadikan hantaran pernataran.
Nah ini yang membuat kopi Jolong mencuri
perhatian para pengunjung namanya kopi jolong diambil dari nama sebuah daerah
di kota Pati bagian utara yang meman terkenal dengan kopinya.
Uniknya, para pengunjung yang ingin
membeli makanan khas daerah tidak bisa bertransaksi dengan uang rupiah. Mereka
hanya bisa membayar dengan uang kartal. Uang tersebut dibagikan di pintu masuk,
dengan cara menukar rupiah yang dibawa pengunjung.
"Kami pilih Kota Lama karena memang
estetika lingkungannya medukung, sehingga bisa sekalian berwisata dan menikmati
jajanan yang disajikan teman-teman kami," pungkas Aji.
Selanjutnya acara malam komukino fest
adalah penyerahan hadiah bagi para menang.
Nama-nama kategori pemenang yaitu ada
kategori Best Food dari Karesidenan Kedu, kategori Best Award dari divisi
promosi publikasi komukino, kategori festival jamu dan best festival dari karesidenan
semarang dan pati, kategori Best Of the best dari Karesidenan pati.
Pemenang best of the best karesidenan pati
“Bersyukur karesidenan pati meraih 3
penghargaan dari best festival, best karesidenan dan best of the best komukino,
mungkin ini yang disebut usaha tak akan menghianati hasil,”ungkap ambar selaku
ketua karesidenan pati.