Jumat, 14 Desember 2018

Bedah film Milly & Mamet hadir di USM



Semarang – Universitas Semarang (USM) kedatangan cast pemain film Milly & Mamet antusiasme bagi masyrakat USM sungguh sangat luar biasa. Kali ini pemain yang hadir di USM adalah Ernest Prakasa,Meira Anastasia, Dennis Sadishwara, Arditya Taqwa Erwandha, Julie Estelle Gasnier dan  Sissy Prescillia Sungkar pada Rabu (12/12) di auditorium Ir Widjatmoko USM.


Kegiatan acara Milly & Mamet  ini sebanyak 600 peserta dan dihadirkan oleh Wakil Rektor III USM Dr. Mochamad Chaerul Latief, M.Si serta para dosen USM.
Pemain film Comic 8 ini berharap filmnya ini layak untuk disandingkan dengan dua pendahulunya, Ada Apa Dengan Cinta (AADC) dan AADC 2.

Sutradara film Milly & Mamet Ernest Prakasa dipercaya jadi sutradara sekaligus pemain dalam film Milly & Mamet (Ini Bukan Cinta & Rangga). Selanjutnya Ernest Prakasa merasa menjadi bagian dari Milly & Mamet merupakan sebuah kehormatan yang luar biasa untuknya.

Milly & Mamet merupakan lanjutan kisah Ada Apa Dengan Cinta 2. Di sini, Milly dan Mamet tengah disibukkan dengan mengurus bayi mereka. Mamet kini bekerja sebagai kepala pabrik di perusahaan milik Papa Milly, padahal dia memiliki keinginan untuk bisa memasak secara profesional.

“Ernest juga menggunakan komedi yang cerdas, lucu namun tidak sembarangan dan sarat akan makna. Mungkin di sinilah peran dari Mudhadkly Acho selaku konsultan komedi yang menjadi pawang agar film ini lucunya tidak berlebihan,”tambahnya

Film ini sendiri akan tayang serentak seluruh bioskop pada 20 Desember 2018 dan akan menjadi film akhir tahun untuk seluruh keluarga.




Minggu, 12 Agustus 2018

Peranan Guru Besar dan Doktor



Semarang – Kedudukan terhormat sebagai seorang Guru Besar  atau Profesor dan Doktor di suatu perguruan tinggi, khususnya perguruan tinggi swasta seperti USM merupakan keistimewaan karena masih langkahnya jumlah dosen yang menyandang jabatan fungsional (Profesor) dan gelar akademik tertinggi (doktor) tersebut. Apalagi persyaratan untuk menjadi Guru Besar saat ini semakin ketat, antara lain harus menyandang gelar doktor sebelumnya dan karya ilmiah di jurnal international.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Pembina Yayasan Alumni Undip Prof Dr H Muladi SH dalam acara Pengarahan Ketua Pembina Yayasan Alumni Undip dan Dewan Penyantun USM, Bagi Guru Besar, Doktor dan Dosen Studi Lanjut S3 “Peranan Guru Besar dan Doktor sebagai Agen Pembaharuan untuk Kemajuan USM” di Auditorium Ir Widjatmoko Universitas Semarang (USM) pada Sabtu (11/8).

Dalam sambutannya Rektor USM Andy Kridasusila menuturkan USM saat ini dengan jumlah mahasiswa terbesar di Kota Semarang. Diharapkan mudah-mudahan apapun yang sudah kita lakukan selama ini dan sudah disuport oleh yayasan alumni undip melalui ketua pembina, melalui pengurus maupun melalui angota ini akan menjadikan kita bisa bareng-bareng bersinergi untuk memajukan USM.

Sementara, Ketua Pengurus Yayasan Alumni Undip Prof H Abdullah Kelib SH beserta jajarannya turut menghadiri acara tersebut. Prof Kelib menyampaikan dalam sambutannya bahwa tujuan acara ini untuk persepsi dan gerakan dari pimpinan yayasan, pimpinan universitas untuk sama-sama memajukan universitas yang akan datang. Masyarakat memberikan pengakuan yang luar biasa menjadi unggul baik universitasnya maupun unggul kelulusannya.

Sementara narasumber lain, Prof Sudharto P Hadi Mes PhD sekaligus Dewan Penyantun USM menyampaikan mengenai tugas dan peran dosen.

Dosen di era 4.o harus mempunyai soft skill : Critical Thinking, Creativity, Communication and Collaboration. Adapun peran dosen yaitu menebar passion dan inspirasi, teladan, kolega bagi mahasiswa.

Ada 7 kewajiban akademik yaitu : to teach, to mentor, to discover, to publish, to reach beyond the wall, to change and to tell the truth.



Kamis, 03 Mei 2018

Rivaldo/Tutut mempersembahkan gelar juara buat USM di LIMA



SOLO – Liga Mahasiswa (LIMA) Badminton: Kaskus Central Java and Special Region of Yogyakarta Conference (CJYC) – Surakarta Subconference 2018 kategori perseorangan. Muhammad Rivaldo/Tutut Novi Rosita, ganda campuran asal Universitas Semarang (USM) mempersembahkan gelar tersebut buat kampus tercinta, yang dilaksanakan di Gor UNS, Sabtu (28/4) baru-baru ini.

Lapangan 1 GOR Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) menjadi saksi ketangguhan pasangan USM ini. Dalam dua gim langsung, Rivaldo/Tutut mampu menundukkan Riyan/Fairuz dengan skor 21-19 dan 21-9.

Perebutan peringkat ketiga ditampilkan di lapangan 2 GOR UNS. Kembali, laga ini disajikan dari wakil USM kontra UNS. Indra Kusuma/Syahara Putri turut naik di podium tiga besar mewakili UNS usai mengalahkan Aji Maulana/Aldika Fanisha (USM) dengan skor 21-13 dan 21-9.

Pada pertandingan hari ini, Rivaldo/Tutut tampil pada permainan terbaik mereka seperti laga di semifinal melawan menang usai berhadapan dengan rekannya sesama USM, Aji Maulana/Aldika Fanisha 21-13 dan 21-17.

“Sebetulnya di awal sudah ketinggalan jauh 11-4 namun lawan mulai membuat kesalahan dan akhirnya kami bangkit kembali menegejar ketinggalan point menjadi sama dan menang 21-19. Di game ke 2 menang mudah karena lawan jadi mainnya monoton dan tidak mengubah ritme permainan,” ujar Tutut saat dihubungi usai pertandingan.

“Rasanya yang jelas senang banget target dari atasan USM dan Pelatih sudah tercapai terus berhasil kasih gelar buat kampus tercinta,”tambahnya.

“Yang pertama, kami sangat bersyukur bisa juara ngalahin juara lima tahun kemarin. Kunci kemenangan kami adalah lebih fokus dan konsentrasi untuk mendapatkan point demi point. Sebelum berangkat ke solo latian 3 minggu pertandingan ada hasilnya sangat puaslah karena mendapatkan hasil yang diinginkan,”sebut Rivaldo.

Rivaldo/Tutut dari USM berhasil menyingkirkan gelar juara musim lalu, yang dipegang Indra Kusuma/Syahara Putri. Peringkat kedua ditempati ganda campuran dari UNS, Riyan Tri Bantoro/Fairuz Kusuma Alifah. Tak mampu mempertahankan gelar, Indra Kusuma/Syahara Putri harus rela bertengger di peringkat ketiga.

Senin, 23 April 2018

Anak Penjual kelapa Parut di Pasar Petisah Medan, M. Satria torehkan prestasi di Kancah Nasional & International Hingga akhirnya Masuk PB Jaya Raya Bintaro

Semarang – Muhammad Satria (15), mampu mewujudkan mimpinya untuk menjadi Atlit Bulu Tangkis tingkat nasional. Anak dari seorang pedagang Kelapa ini, ternyata membuktikannya dengan berhasil  meraih juara II Ganda Remaja Campuran di kejuaraan USM Semarang FLYPOWER yang berlangsung Tanggal 16 April sampai  21 April 2018, dimana, sebelumnya, M.Satria juga berhasil masuk Runner Up pada kejuaraan Bulu Tangkis yang dilaksanakan pada Tanggal 3 s/d 8 April 2018 Turnamen U17 Boys Doubles dan meraih juara 2 di lapangan bulu tangkis PB Jaya Raya Bintaro-Jakarta.




Ikut dalam pertandingan yang melibatkan 1054 atlit dari 19 negara yang dilaksanakan di gedung di GOR Hall Bulutangkis PB Jaya Raya di Bintaro tersebut merupakan impian bagi setiap anak didik yang bersekolah di Sekolah Bulu Tangkis Pusdiklat di daerah DKI Jakarta ini. Nama Muhammad Satria, pria kelahiran Kota Medan, 21 September 2002 dari pasangan Suwarno dan Yatimah yang merupakan pedagang Kelapa di Pasar Petisah, Medan masuk menjadi peserta pada pertandingan Bulu Tangkis Junior Grand Prix antar Negara dengan mengikuti dua bidang pertandingan yakni Ganda Putra dan Ganda Campuran.

Di nomor ganda putra U17, pasangan Rian Cannavaro/Asghar Herfanda tampil percaya diri saat menghadapi pasangan Indonesia lainnya Muhammad Satria/Muhammad Haikal Zaki. Pasangan klub PB Djarum ini menang dua game langsung 21-17, 21-18 dan berhasil menyabet Runner Up. Pada pertandingan USM Flypower Swasta Nasional XD GRC U17 Zank Oscario/ Indira Hendzie Pramestya (Mutiara Bandung) Vs Muhammad Satria/ Devanya Kelmanautu (Jaya Raya Bintaro) dikalahkan dua game langsung 23-21, 21-18. Selanjutnya untuk tingkat Campuran dan Ganda Putra dengan masing-masing meraih juara Runner UP.



M.Satria (Kanan) berpasangan dengan Devanya Kelmanautu saat menerima hadiah menjadi pemenang juara II Ganda Remaja Campuran pada Turnamen Bulu Tangkis di kejuaraan USM SEMARANG FLYPOWER Tanggal 16 April sampai dengan 21 April 2018.

Suwarno, ayah Muhammad Satria mengatakan, sejak kecil, anak ketiga dari empat bersaudara itu, sudah menyukai oleh raga Bulu Tangkis. Dan saat masih di Kota Medan, M.Satria sempat bersekolah di SD  Bulu Tangkis yang ada di Jalan Merak Jingga, kemudian melanjutkan lagi ke Sekolah Bulu Tangkis di Perumahan Malibu Indah Medan.

“Tekad M.Satria untuk menjadi Atlit Bulu Tangkis di buktikannya dengan banyak meraih juara di setiap pertandingan yang di ikuti, terakhir anak saya itu berhasil meraih juara pertama pada kejuaraan O2SN dan dia wajib di kirim ke Jakarta, namun, kita tidak tahu birokrasi di Kota Medan saat itu, sehingga nama anak saya pun tidak ikut di kirim ke Jakarta saat itu,” ujar Suwarno.

Suwarno menambahkan, kalau anaknya pernah ikut audisi di sekolah bulu tangkis PB Mutiara Bandung, namun kalah, dan atas saran dari beberapa teman akhirnya, M.Satria, saya masukkan ke sekolah Bulu Tangkis Jaya Raya Akademi. Selama 2,5 tahun, Suwarno membiayai anaknya bersekolah di sekolah pendidikan bulu tangkis Jaya Raya Akademi.

“Karena banyak prestasi yang sudah di raih oleh anak saya M.Satria, akhirnya, dia masuk  sekolah Pusdiklat Jaya Raya Bintaro di DKI Jakarta. Ini adalah sekolah Bulu Tangkis yang di sediakan oleh Pemerintah DKI Jakarta untuk siswa yang berprestasi. Sekolah ini mengratiskan seluruh biaya sekolah,” kata Suwarno.

“Di Pusdiklat PB Jaya Raya tempatnya bersekolah saat ini merupakan tempat belajarnya para  Atlit Bulu Tangkis yang berprestasi sampai mendunia seperti Susi Susanti, Rudi Hartono dan lainnya, saya berdoa, semoga M.Satria mampu meraih segudang prestasi seperti mereka, dan masuk Pelatnas,” tambahnya.

Ayah yang memiliki 1 istri dan 4 orang anak ini, berharap, Muhammad Satria yang saat ini masih duduk di bangku kelas 1 SMA Sekolah Bulu Tangkis, dapat masuk PELATNAS, dan menjadi Atlit berbakat dan dapat meraih prestasi lebih baik lagi.